SELAMAT DATANG

Selamat datang para rekan rekan semua....
Semoga apa yang kami tampilkan buat anda puas
kritik saran membangun yang kami harapkan

Monday 30 January 2012

Cara Budidaya Jamur Merang / Jamur Tiram

Penyiapan Bibit Bibit ada 3 macam yaitu bibit
murni, bibit induk, dan bibit siap tanam. Bibit murni diperoleh langsung dari jamur merang/ jamur tiram. Miselium (benang-benang jamur) kemudian dimasukkan ke dalam media bibit induk. 1. Wadah media tumbuh bibit siap tanam Sebagai wadah media tumbuh bibit dapat digunakan segla macam wadah. Yang penting wadah tersebut tidak rudak saat disterilisasi (dikukus) dan dilengkap[i dengan tutup botol selai, botol saus tomat atau plastik bening tahan panas dengan cincin paralon dapat digunakan. 2. Pembuatan bibit Bibit siap tanam yaitu bibit yang digunakan langsung dalam budi daya jamur. Pengusaha jamur yang besar akan membuat bibit siap tanam sendiri. Sedangkan untuk petani atau pengusaha kecil akan lebih menguntungkan bile membeli bibit ini. Media tumbuh untuk bibit siap tanam yang bisa digunakan umumnya jerami atau campuran jerami dan serbuk gergaji. Selain itu dapat pula menggunakan campuran serbuk gergaji dan dedak, limbah daun teh, potongan daun pisang. Jerami yang akan digunakan sebelumnya direndam dalam air semalam, tiriskan dan peras. Jerami kemudian ditambahkan kapur dan dedak. Setelah tercampur, bahan ini dimasukkan ke dalalm wadah bibit sampai 2/3 wadah, tuttup dengan kapas. Sterilisasi media tersebut dalam autoklaf selama 1 jam, tekanan 15 psi, atau dikukus selama 2 jam dalam belanga/kukusan. Sterili9sasi ini bertujuan agar media bersih dari kuman-kuman penyebab pencemaran. Dinginkan media sebelum dimasukkan bibit jamur dari bibit induk. Langkah berikutnya yaitu inokulasi bibit yaitu memasukkan sedikit bibit jamur ke dalam media bibit siap tanam yang telah disterilkan. Hal ini harus dilakukan secara aseptic (bersih, bebas dari pencemaran), misalnya di suatu kamar tertutup dan disediakan alat pemanas seperti kompor. Penyimpanan bibit setelah inokulasi, dalam suhu ruang tidak bleh lebih dari lima minggu karena akan menurunkan produksi jamur merang. Persyaratan bibit berkualitas baik 1. Bbibit yang baik adalah yang miseliumnya (benang-benag putih pada jamur) tumbuh merata pada seluruh media. 2. Hendaknya saat membeli bibit menanyakan sampai berapa lama bibit tersebut dapat digunakan. 3. Bibit yang belum digunakan, harus disimpan pada tempat yang tidak terganggu. Ruang tersebut harus terhindar dari cahaya matahari. 4. Sekali botol atau kantung plastik telah dibuka, maka seluruh bibit harus digunakan agar bibit tidak tercemar. Bagi petani jamur merang ia harus memesan bibit pada pembuat bibit bersamaan dengan waktu ia memulai mempersiapkan media tumbuh jamur merang. Untuk membuat bibit jamur yang siap tanam dan mempunyai umur yang tepat diperlukan waktu 2 sampai 3 minggu. Penyiapan Media Tanam Media yang umum digunakan untuk menanam jamur merang yaitu jerami. Akan tetapi jamur ini dapat pula tumbuh pada limbah kapas, eceng gondok, ampas batang aren dll. Jerami yang akan digunakan harus dikomposkan selama 10-11 hari. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pengomposan jerami yaitu: - Jerami - Dedak - Kapur - NPK Pengomposan dilakukan di luar kumbung. Bahan-bahan disussun berlapis-lapis, sampai tinggginya sekitar 1.5 meter. Gundukan jerami kemudian diselubungi lembaran plastik untuk menjaga kelembaban tetap tinggi. Penggunaaan kapur berguna untuk menetralkan keasaman. Setelah 5 hari jerami dibalikkan, kemudian setelah 5 hari berikutnya jerami sudah menjadi kompos yang siap digunakkan. Jerami menjadi lunak dan berwarna kecoklatan. Pembentukan Kumbung Kumbung dapat dibuat dengan rangka besi dan dinding plastik, rangka bambu dengan dinding gibig dan atap plastik, atau bangunan batu yang permanen. Ukuran yang ideal adalah lebar 4 m, panjang 6 m, dan tinggi 2.5 m. kumbung yang digunakan terdiri dari dua baris rak bedengan dari bambu dengan rangka besi atau kayu. Satu baris terdiri dari 3-5 tingkat rak bedengan. Kumbung ini harus dilengkapi jendela untuk sirkulasi udara, juga lampu yang dapat dipindah-pindah bila sedang dilakukan pasteurisasi (penguapan kompos). Seluruh kumbung harus tertutup rapat untuk pemanasan uap dan sterilisasi (penghilangan organisme penyebab pencemaran). Pembangkit Uap Pembangkit uap dapat menggunakan 2 buah tangki (200 L) berisi air yang diletakan dengan cara dibaringkan di atas tungku di luar kumbung. Tangki disambung dengan pipa bambu atau pralon ke dalam kumbung. Di dalam kumbung pipa ini berlubang-lubang untuk mengeluarkan uap air panas yang berasal dari air dalam tangki yang dididihkan. Ukuran pipa pralon yaitu 2-3 cm. piapa diletakan di dasar kumbung di tengah-tengah ruangan dan setiap meternya diberi lubang 8 buah untuk mengeluarkan uap air panas. Pengisian Media dan Pasteurisasi Setelah pengomposan jerami selama 10-11 hari, bahan kompos dimasukkan ke dalam rak-rak bedengan setinggi 15-30 cm. Uap panas kemudian dimasukkkan ke dalam kumbung melalui pipa untuk mencapai suhu 70 derajat Celcius selama 8 jam. Setelah pasteurisasi biarkan udara segar masuk dan suhu udara turun hingga 30-50 derajat Celcius, biasanya penurunan suhu memerlukan waktu sekitar 24 jam. Teknik Penanaman Setelah suhu turun, 8-12 jam kemudian bedengan dalam rak-rak siap disebarkan di seluruh permukaan kompos. Untuk rak bedengan berukuran 1 x 3 meter, dibutuhkan 4-6 botol bibt berukuran 500 cc. setelah peletakan bibit selubungi bedengan dengan plastik untuk mencegah sinar matahari langsung dan penguapan. Selubung plastik sekali-kali dibuka untuk mengatur sirkulasi udara dan sedikit cahaya untuk pembentukan tubuh buah. Setelah penanaman bibit tutup jendela dan pintu selama 3 hari. Usahakan suhu dalam ruangan dipertahankan agar miselium jamur (seperti benang-benang) tumbuh, selubung plastik dapat juga digunakan untuk meningkatkan suhu. Delapan hari setelah peletakan bibit, masukan cahaya dan sirkulasi udara segar untuk mempercepat pembentukan dan perkembangan tubuh buah jamur. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan dengan menyemprotkan air dengan sprayer pada permukaan rak bedengan. Campurkan urea pada air yang disemprotkan (2-3 sendok urea dalam 20 liter air), hal ini dilakukan bila bedengan kering. Usahakan suhu bisa mencapai 30-35 derajat Celcius, kelembaban 80-90%. Jamur-jamur liar terutama jenis Coprinus harus dibuang. Bila tumbuh bibit penyakit kompos yang terkena harus dibuang atau dibakar. Hama dan Penyakit: a. Tikus b. Serangga dan Kecoa c. Jamur Liar d. Cendawan Penicilium Cendawan ini sejenis jamur tapi berukuran sangat kecil tidak memiliki tubuh buah, warnanya hijau menempel pada jerami dan bisa mengalahkan pertumbuhan miselium jamur merang. Penyebab: tidak dilakukan pasteurisasi, pasteurisasi kurang sempurna, pencemaran baik dari alat-alat, rak-rak, atau bibit yang kurang bersih. Panen Panen jamur dilakukan sebaiknya saat jamur berbentuk kancing, sebelum mengalami perpanjangan. Jamur harus dipetik dua kali sehari selama 3 hari. Sering tubuh buah jamur yang terbentuk tidak dalam bentuk seragam. Oleh karena itu pemetikan jamur harus hati-hati jangan sampai merusak jamur kecil dan kancing kecil. Sumber: http://id.shvoong.com/how-to/money-and-business/2248620-agri-c2-blogspot-com/#ixzz1kwWYk6wE

Thursday 19 January 2012

Budidaya Belut Sawah

Belut sebagai salah satu komoditas perikanan sebagian besar memang mengandalkan tangkapan alam. Namun semakin lama tentu jumlahnya semakin menipis. Maka untuk memenuhi permintaan pasar belut perlu diadakan budidaya belut secara intensif dan ekonomis. Bisnis budidaya belut bisa dilakukan sebagai usaha sampingan yang menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan karena selain sidat, belut juga dipasarkan eksport ke beberapa negara. Dalam menekuni bisnis budidaya belut banyak pemula yang belum mengetahui seluk beluk teknik budidaya belut, sehingga kurang memberikan hasil yang memuaskan. Ada beberapa kendala dan kasus yang sering ditemui dalam melakukan budidaya belut. Diantara permasalahan tersebut misalnya belut tidak bisa besar, belut banyak yang mati dan lain-lain. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut perlu pengetahuan teknik budidaya belut yang cukup. Kebutuhan Media Budidaya Belut Media pemeliharaan untuk budidaya belut bisa berupa kolam semen, kolam terpal, atau bahkan drum bekas. Yang penting belut tidak lari keluar media. Ukuran kolam juga disesuaikan dengan ketersediaan lahan , dan tentunya ini berkaitan pula dengan jumlah bibit belut yang akan ditebar. Selain itu kolam untuk budidaya belut diupayakan menyerupai habitat aslinya. Untuk membuat demikian , media pada kolam diisi dengan tanah sawah atau Lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos ( sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan ), jerami padi, cincangan pisang, pupuk Urea, dan pupuk NPK, dengan perbandingan sebagai berikut : 1. Lapisan pertama paling bawahjerami padi setinggi 40 cm 2. Diatas jerami ditaburi secara merata pupuk Urea 5 Kg dan NPK 5 Kg 3. Untuk ukuran kolam 500 cm X 500 cm, apabila kolamnya lebih besar atau lebih kecil ukuran ini, perbandingan pupuk diatasdapat dijadikan patokannya ) 1 Lapisan kedua tanah / Lumpur setinggi 5 cm 2 Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm lapisan keempat pupuk kompos setinggi5 cm 3 Lapisan keempat tanah / Lumpur setinggi 5 cm 4 Lumpur kelima cincangan batang pisang setinggi 10 cm 5 Lapisan Keenam tanah / Lumpur setinggi 15 cm 6 Lapisan ketujuh air setinggi 10 cm 7 Diatas air ditanami secara merat ecenfg gondok sampai menutupi ¾ permukaan kolam. Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 ( Dua ) minggu agar seluruh media mengalami proses permentasi. Dan setelah 2 ( Dua ) minggu slesai poroses permentasinya maka benih / bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut. Pemilihan Bibit Belut Untuk mengoptimalkan hasil panen dalam budidaya belut diperlukan teknik pemilihan bibit yang baik dan tepat, sehingga diperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan, b Gerakan tubuhnya lincah dan agresif. c Penampilannya sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas jika di pegang d Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan e Usianya berkisar 2 bulan – 4 bulan Belut mempunyai kelamin ganda (Hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina. Sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dan karena sifat – sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri. Induk belut yang baik dapat dikenali dari penampilannya. Untuk mengetahui induk belut yang baik, berikut diberikan cirri-ciri induk belut jantan dan induk belut betina. Makanan Belut Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air. Seperti serangga, siput, Cacing. Anak katak dan anak ikan. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain. Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain Protozoa (Hewan bersel satu ), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik ( hewan –hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil ). Sedangkan beluta yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah. Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanannya. Untuk itu belut mnyergap mangsanya dengan menbuat lubang perangkap. Lubang ini dibuat denganmenggali Lumpur, baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan mendatar. Pemanenan Belut Untuk memanen belut, diperlukan ketepatan waktu panen dan cara panen. Wadah penampungan juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen di lokasi penjualan. Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih minimal 3 bulan ( Sisitem dengan pembesaran ) dengan jumlah perkilonya sekitar 20 sampai 30 ekor. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar eksport dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan ( sistem dengan pembesaran ) dengan jumlah perkilonya dibawah 7 ekor.(Galeriukm).